Kamis, 10 Maret 2016

Tidur, Demam temaniku sampai lelap

Demam, entah terbersit darimana kata- kata ini, aku meracuni sebagian organ tubuh dengan bodohnya, aku menyiksa mereka, membuatnya takuat tapi tetap ku pura-purakan kuat, aku berharap dia tak selemah dulu, aku berjuang agar dia tak teracuni seperti kemarin, aku bersikeras agar dia mendapatkan klimaksnya siksaan yg aku buat ini.
yak kembali lagi kepada kehendak, apalah daya, racun itu kembali diciptakan untuk membuatnya sakit, tak bisa kudapat racun yang sebetulnya kuinginkan, racun yg bisa membuat klimaks di kebodohanku kali ini, tak kudapatkan lagi sebuah harapan tentang kekebalan semua yg kuharapkan, dan apalah arti semuanya jika hanya bertajuk gembira tapi tidak berharga, jika bertemakan cinta tapi tak saling menggenggam, jika tak bernuansakan alunan tetapi berlagak melagu..

sudah sudah cukup.. lupakan tentang siksaan itu, sedikit tegakan dada, tatap jelas kedepan dan gambar sebuah kebhagiaan... gak harus menunggu lama jika ingin bahagia, pilih dia yg ingin bersama mu.. jangan sia siakan itu.. jangan sampai kehilangan yang membuat kita mengerti arti kesetiaan..